Bukittinggi--Komisi II DPRD Kota Bukittinggi mengadakan kunjungan ke SD 011 Bukit Apit Puhun Bukitttinggi pada Selasa ( 17/01).
Hadir dalam acara tersebut Ketua Komisi II Erdison Katik Basa, Wakil Ketua DPRD Nurhasra, anggota DPRD Asril dari partai Nasdem, Erdison Nimli dari fraksi Demokrat, H.Irman dari P3, Ibnu Asis Aziz dari P3, sejumlah staff DPRD dan awak media.
"Kami turun kelapangan untuk melihat kondisi SD 011 dan mengekspos tentang kondisi dan situasi seperti apa dan bagaimana dan kita berharap dengan kondisi yang telah dipaparkan akan memberikan solusi, ujar Edison Katik Basa selaku ketua Komisi II DPRD.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Nur Hasra menyampaikan, Dinas pendidikan adalah mitra komisi II dan ini mesti ada koordinasi yang baik salah satunya termasuk sarana dan prasarana badan anggaran dari dinas mesti kita Salurkan yng tepat sasaran dan efektif.
Baca juga:
UNP Akan Rekrut 500 Orang Asisten Dosen
|
Kepada Sekolah SD 011 Bukit Apit Puhun, ibu Elmiyati S, Pd, memaparkan kunjungan untuk melihat situasi kondisi sekolah SD11 yang sangat memprihatikan, dengan kebanjiran
.
"Alhamdulillah berkat kerjasama warga ada pemasangan cincin, saat ini sudah berkurang untuk banjir ini, "
Lanjut dikatakannya, Perpustakaan kami tidak ada karena tidak ada buku-buku baru, atapnya bocor sehingga atapnya sudah mulai hancur dan kantin sekolah tidak dipakai lagi karena atapnya sudah runtuh.
"Hingga saat sekarang ini gedung ini masih bangunan lama, alat-alat kami tidak mencukupi sehingga kita tidak melaksanakan apa yang diharapkan oleh Bapak walikota Bukittinggi Erman Safar yakni adat Basandi syara Syara'Basandi Kitabullah, " kata Kepsek Elmiyati
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Jeki S.com M, Si, menyampaikan bahwa untuk pekerjaan fisik sangat kecil sekali, kemarin kita mengurangi sampai 25 miliar dari anggaran yang diajukan.
"Kami berharap semoga bapak-bapak Dewan dapat memberikan dana pokir di dunia pendidikan khususnya di SD 011, " ujar Kadis Pendidikan Jeki.
Saat diwawancarai awak media, Ketua Komisi II Edison Katik Basa menerangkan saat mereka tinjau kelapangan, kita menemukan ada beberapa kondisi yang perlu menjadi perhatian kita bersama baik Pemerintah maupun DPRD kota Bukittinggi, antara lain dari sarana yang dimiliki oleh sekolah kita contohkan ruang pustaka, rumah UKS, Kantin, fasilitas WC, rumah dinas,
termasuk ruang UKS kita lihat kondisinya memprihatinkan dan ini menjadi perhatian Pemerintah untuk mencarikan jalan keluar.
"Disamping persoalan utama adalah banjir karena disini juga sering terjadi banjir jika turun hujan, dan ini dibuktikan dengan setiap lokal yang ada disekolah ini dikasih pemagar kira-kira tingginya 30 cm, ini sebagai langkah pencegahan ketika terjadi banjir, " terang dia
Menurut dia, yang kita inginkan adalah sekolah ini terbebas dari banjir, insya Allah ini akan menjadi perhatian kami dari Komisi II bersama Pemerintah nanti kita akan diakumulasikan untuk mencarikan solusinya terhadap sekolah ini, " ujar Edison
Menurut dia, kita tentu berjuang sesuai dengan prosedur dan hari ini adalah awal tahun, mudah-mudahan dari pihak sekolah agar segera membuat proposal secara lengkap dan sampaikan kondisi yang sebenarnya disekolah lengkap dengan bukti-bukti dan dokumentasi.
"Mudah-mudah ini bisa masuk dalam RKPD Pemerintah Kota Bukittinggi yang selanjutnya dituangkan dalam RKUA PPAS karena itu adalah tahapan dari sebuah prosedur kenegaraan.
"Insyaallah mudah-mudahan kita sama-sama berdoa dan berjuang mudah-mudahan bisa masuk dalam APBD di tahun 2024 nanti, " pungkas Edison Katik Basa.(Linda).